A.Konsep
Psikologi
Konsep psikologi adalah generalisasi
dari ilmu psikologi yang meliputi pengertian,hubungan psikologi dengan
ilmu lain,sejarah,dan aliran-aliran psikologi
.
B.Pengertian
Psikologi
Di tinjau dari segi
ilmu bahasa, perkataan psikologi berasal dari perkataan psyche yang
diartikan jiwa dan perkataan logos yang berati atau ilmu
pengetahuan. Karena itu perkataan psikologi sering diartikan atau
diterjemahkan dengan ilmu pengetahuan tentang jiwa atau disingkat dengan
ilmu jiwa.Berikut ini adalah definisi psikologi menurut para ahli :
Ernest
Hilgert (1957) menyatakan dalam bukunya Introduction to Psychology:
“Psychology may be defined as the science that studies the behavior
of men and other the animal”etc.(Psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dan hewan lainnya).
George
A.Miller (1974:4) menyatakan dalam bukunya Psychology and
Comunication: “Psychology is the science that attempt to
describe,predict, and control mental and behavior event”.(psikologi
adalah ilmu yang berusaha menguraikan ,meramalkan,dan mengendalikan
peristiwa mental dan tingkah laku).
Cliford
T.Morgan (1961:2) dalam bukunya Introduction to Psychology:
“Psychology is the science of human and behavior”.( Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan).
Robert
S.Woodwort dan Marquis DG (1957:7) dalam bukunya Psychology:
”Psychology is the scientific studies of individual activities
relation to the inveronment”.( Psikologi adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu dalam
hubungan dengan alam sekitarnya).
Berdasarkan definisi para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia dan hubungannya dengan lingkungan.
C.Hubungan
Psikologi dengan Ilmu Lain
Psikologi beserta sub-subilmunya,pada
dasarnya mempunyai hubungan yang sangat erat dengan ilmu-ilmu
lain dan
bersifat timbal-balik.Psikologi memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain dan
sebaliknya ilmu-ilmu lain juga memerlukan bantuan psikologi.Berikut ini
beberapa uraian hubungan psikologi dengan ilmu lain :
1.Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
Psikologi mempunyai
hubungan yang erat dengan sosiologi karena sosiologi memberikan
prespektif dasar tentang kondisi manusia.Jika psikologi dan sosiologi
digambarkan sebagai dua buah lingkungan yang saling
berpotongan,psikologi social adalah luasan tempat tumpang tindih kedua
lingkaran tersebut.Namun psikososial berbeda dengan psikologi karena
psiko social mempelajari tentang perilaku manusia dalam hubungannya
dengan lingkungan,sedangkan psikologi mempelajari perilakunya
saja.Perbedaan psiko social dan sosiologi adalah psiko social lebih
memusatkan pada perilaku individu sedangkan sosiologi lebih menekankan
pada kelompok
2. Hubungan Psikologi dengan
Antropologi
Bantuan psikologi terhadap
antropologi sangatlah besar,sehingga dalam perkembangannya yang terakhir
,lahir suatau sub ilmu atau spesialisasi dari antropologi yaitu
etnopsikologi atau antropologi psikologikal atau juga kebudayaan dan
kepribadian.Selain itu hubungan psikologi dengan antropologi
menghasilkan suatu cabang antropologi yang lain yaitun anthropology
in mental health
3.Hubungan Psikologi dengan Ilmu politik
Psikologi mempunyai hubungan yang
erat dengan ilmu politik karena psikologi berguna atau berperan dalam
bidang politik yaitu menyelami gerakan jiwa dari rakyat pada umumnya dan
dari golongan tertentu pada khususnya bahkan juga dari oknum tertentu.
4.Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan
Psikologi dan ilmu pendidikan tidak
dpat dipisahkan satu sama lain karena mempunyai hubungan timbal
balik.Ilmu pendidikan sebagai suatu disiplin bertujuan memberikan
bimbingan hidup manusia sejak lahir hingga mati.Pendidikan tidak
berhasil tanpa didasarkan pada psikologi perkembangan.Demikian pula
watak dan kepribadian seseorang ditunjukan oleh psikologi. Karena
hubungannya yang begitu erat maka lahirlah subdisiplin psikologi
pendidikan ( educational psychology).
D. Sejarah
Psikologi dan Psikologi sebagai Ilmu Otonom
Sejarah Psikologi bahkan ilmu pengetahuan yang kita kenal
kebanyakan berpusat dari perkembangan awal sejarah eropa dari masa
yunani, romawi hingga akhir abad 19 yang kemudian menyebar ke berbagai
belahan dunia.Pendekatan dan orientasi ilmu dalam dunia psikologi bermula dari filsafat masa Yunani, yaitu masa transisi dari pola pikir animisime ke natural science, yaitu pengetahuan bersumber dari alam. Pada masa ini perilaku manusia berusaha diterangkan melalui prinsip-prinsip alam atau prinsip yang dianalogikan dengan gejala alam.
Sepanjang masa kekaisaran romawi, perdebatan mengenai manusia bergeser dari topik kehidupan yang luas, hubungan antara manusia dengan lingkungannya /alam, ke arah pemahaman tentang kehidupan secara lebih spesifik, yaitu hubungan antara aspek-aspek di dalam diri manusia itu sendiri.
Masa Renaisans adalah peralihan masa, dimana pengetahuan bersifat doktrinal di bawah pengaruh gereja berubah ke masa peran nalar. Semangat pencerahan semakin tampak nyata dalam perkembangan science dan filsafat melalui menguatnya peran nalar (reason) dalam segala bidang. Munculnya diskusi tentang. “knowledge” yang menyebabkan perkembangan ilmu dan metode ilmiah yang maju dengan pesat. Penekanan pada fakta-fakta yang nyata daripada pemikiran yang abstrak. (Berdampak pada kajian psikologi sehingga ingin menjadi kajian yang ilmiah dan empiris)
Pasca Renaisans, Psikologi mencoba menjadi bagian dari ilmu faal muncul pada abad 19 seiring dengan kemajuan ilmu alam (natural science). Dimana pada fase inilah mulai ada jawaban yang empirik dan ilmiah dari pertanyaan-pertanyaan yang kerap muncul di masa lalu seperti: Apa itu jiwa (soul)?Bagaimana bentuk konkritnya? Bagaimana mengukurnya? Bagaimana hubungan body-soul ? Semua Pertanyaan itu terjawab dengan Kemajuan-kemajuan di bidang fisiologis, meliputi riset-riset di bidang aktivitas syaraf , sensasi, dan otak yang memberi dasar empiris dari soul (jiwa), yang juga sebelumnya dianggap sangat abstrak.
Pada akhir abad 19, dengan perkembangan natural science dan metode ilmiah secara mapan sebagaimana diuraikan di bagian sebelumnya, konteks intelektual Eropa sudah “siap” untuk menerima psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri dan formal.
Tanah kelahiran psikologi adalah Jerman. Oleh
karenanya munculnya psikologi tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial
Jerman yang memiliki misi membentuk manusia berkualitas dan penyedia
tenaga kerja yang professional. Wilhelm Wundt, orang pertama yang
memproklamirkan psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu. Wundt adalah
seorang doktor yang tertarik pada bidang fisiologis, dimana fisiologis
merupakan jalan bagi psikologi untuk bisa masuk dalam ranah empiris
ilmiah dan berdiri sebagai ilmu yang mandiri.Berikut ini beberapa tokoh
psikologi yang cukup berperan pada perkembangan ilmu psikologi :
1.Masa Yunani
a. Psikologi Plato (429-347 SM)
Menyatakan bahwa
manusia terdiri atas jiwa dan badan yang bersifat etis-religius.Teori
Plato yang terkenal yaitu tentang idea yang pada dasarnya
meliputi dua alam :
Ø Alam
Transeden (noumenal)yang absolute ,sempurna,bentuk-bentuk ideal
yang tidak berubah dimana yang baik merupakan yang utama yang biasanya
sebagai kebenaran dan keindahan;juga merupakan sumber dari segala
sesuatu yang lain seperti keadilan,ketentraman,semangat.
Ø Alam
Fenomenal(dunia tampak)yang tersusun dari segala yang berupaya
berubah tapi selalu gagal untuk meniru bentuk-bentuk ideal.
b.Psikologi Aristoteles (384-322 SM)
Dalam bukunya De Anima,Aristoteles
mengemukakan macam-macam tingkah laku manusia dan adanya perbedaan
tingkah laku pada organisme yang berbeda dan memperlihatkan tingkatan
sebagai berikut;
a) Tumbuhan
;memperlihatkan tingkah laku pada taraf vegetatif
(bernafas,makan,tumbuh)
b) Hewan
; selain tingkah laku vegetatif juga bertingkah laku sensitif
c) Manusia
; manusia bertingkah laku vegetatif,sensitive dan rasional
2.Abad pertengahan
Psikologi Rene Descartes
Psikologi adalah
ilmu pengetahuan mengenai gejala –gejala pemikiran atau gejala-gejala
kesadaran manusia,terlepas dari badannya.Teori yang terkenal adalah
teori tentang kesadaran.
E.Aliran-aliran
Psikologi
1.STRUKTURALISME
§
Tokoh : WILHELM WUNDT
§
Pendapatnya : Untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaaan kita
harus mempelajari isi dan struktur jiwa seseorang.
§
Metode : Instrospeksi / mawas diri
§
Obyek : Kesadaran
Elemen mental / elemen-elemen yang lebih kecil
1. Jiwa
2. Kesadaran
3. Penginderaaan = penangkapan terhadap rangsang yang datang dari luar dan dapat dianalisa sampai elemen-elemen yang terkecil
Perasaaan sesuatu yang dimiliki dalam diri kita, tidak terlalu di pengaruh rangsangan dari luar.
2. FUNGSIONALISMEElemen mental / elemen-elemen yang lebih kecil
1. Jiwa
2. Kesadaran
3. Penginderaaan = penangkapan terhadap rangsang yang datang dari luar dan dapat dianalisa sampai elemen-elemen yang terkecil
Perasaaan sesuatu yang dimiliki dalam diri kita, tidak terlalu di pengaruh rangsangan dari luar.
Tokoh : WILLIAM JAMES (1842-1910)
Pendapatnya :
• Mempelajari fungsi / tujuan akhir aktivitas
• Semua gejala psikis berpangkal pada pertanyaan dasar yaitu apakah gunanya aktivitas itu
• Jiwa seseorang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan dan berfungsi untuk menyesuaikan diri- Lebih menekankan apa tujuan atau akhir dari suatu aktivitas.Asal Pendekatannya Jerman (ahli filsafat) Pengalaman di analisa dalam unsurnya Amerika (Praktis Pragmatis) Pengalaman di hubungkan untuk hidup / fungsinya penyesuaian diri.
3. ASOSIASISME
v Tokoh
: THOMAS HOBBES (1588-1679)
v
Pendapatnya : Jiwa terdiri 3 bagian
1. Sensation : Proses seseorang menerima rangsang
2. Secall : Proses seseorang memproduksi kembali yang dialami
3. Association : Penggabungan rangsang satu dengan rangsang yang lain lahirlah berpikir.
1. Sensation : Proses seseorang menerima rangsang
2. Secall : Proses seseorang memproduksi kembali yang dialami
3. Association : Penggabungan rangsang satu dengan rangsang yang lain lahirlah berpikir.
v
Metode : Eksperimen
1. Thorndike, dalam law of readiness untuk mengajarkan sesuatu dengan baik kepada seseorang, maka orang tersebut harus ada kesiapan tentang hal-hal yang akan diajarkan (Hukum Pertautan)
2. Law of effect, suatu laku yang dalam situasi tertentu memberi kepuasan akan selalu di assosiakan (di ulang lagi kalau ada kesempatan)
1. Thorndike, dalam law of readiness untuk mengajarkan sesuatu dengan baik kepada seseorang, maka orang tersebut harus ada kesiapan tentang hal-hal yang akan diajarkan (Hukum Pertautan)
2. Law of effect, suatu laku yang dalam situasi tertentu memberi kepuasan akan selalu di assosiakan (di ulang lagi kalau ada kesempatan)
4. PSIKOANALISA / PSIKOLOGI
DALAM
Ø Tokoh
: SIGMUND FREUD (1856-1939)
Ø
Pendapatnya : Kehidupan manusia di kuasai oleh alam
ketidaksadara
Ø
Metode : Eksperimen
Ø Psikoanalisa
sebagai teori kepribadian (gunung es)
a) Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.(b) Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari lingkungannya.(c) Ego, adalah pengawas realitas.
a) Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.(b) Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari lingkungannya.(c) Ego, adalah pengawas realitas.
5. BEHAVIORISME
a. Tokoh : JOHN BROADUS WATSON (1878-1958)
b. Pendapatnya : Mempelajari tingkah laku, tingkah laku yang nyata, yang terbuka, yang dapat di ukur secara obyektif.Ilmu tentang tingkah laku, rangsang, kebiasaan, belajar.
Tingkah laku Tertutup : Tingkah laku, kontraksi otot-otot sekresu kelenjar (gerakan-gerakan yang lemah), berpikir (tidak bergerak-gerak secara halus sekali selama kita berpikir)
Terbuka :
a. Tokoh : JOHN BROADUS WATSON (1878-1958)
b. Pendapatnya : Mempelajari tingkah laku, tingkah laku yang nyata, yang terbuka, yang dapat di ukur secara obyektif.Ilmu tentang tingkah laku, rangsang, kebiasaan, belajar.
Tingkah laku Tertutup : Tingkah laku, kontraksi otot-otot sekresu kelenjar (gerakan-gerakan yang lemah), berpikir (tidak bergerak-gerak secara halus sekali selama kita berpikir)
Terbuka :
6. PSIKOLOGI HORMIC
a. Tokoh : WILLIAM MC DOUGALL (1871-1944)
b. Pendapatnya : (Hampir sama Behaviorisme)
- Tiap-tiap tingkah laku ada yang mendasarinya yaitu tujuan / arah
- Tingkah laku tidak dapat dipelajari terlepas dari tujuannya
- Tingkah laku tanpa tujuan itu refleks
a. Tokoh : WILLIAM MC DOUGALL (1871-1944)
b. Pendapatnya : (Hampir sama Behaviorisme)
- Tiap-tiap tingkah laku ada yang mendasarinya yaitu tujuan / arah
- Tingkah laku tidak dapat dipelajari terlepas dari tujuannya
- Tingkah laku tanpa tujuan itu refleks
7. GESTALT
a. Tokoh : MAX WERTHEIMER (1880-1943)
b. Pendapatnya : Bahwa dalam alat kejiwaan tidak terdapat jumlah unsur-unsurnya melainkan Gestalt (keseluruhan) dan tisap-tiap bagian tidak berarti dan bisa mempunyai arti kalau bersatu dalam hubungan kesatuan.
a. Tokoh : MAX WERTHEIMER (1880-1943)
b. Pendapatnya : Bahwa dalam alat kejiwaan tidak terdapat jumlah unsur-unsurnya melainkan Gestalt (keseluruhan) dan tisap-tiap bagian tidak berarti dan bisa mempunyai arti kalau bersatu dalam hubungan kesatuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar